PANDUANRAKYAT, BUTON-Pemerintah Desa Bonelalo, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sultra menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian yaitu alat pencacah nilam dan alat penyemprotan hama maupun pupuk yang mengunakan listrik kepada para petani di desa itu.
Penyerahan alat pertanian itu berlangsung di halaman kantor desa setempat, Kamis (14/7/2022).
Kepala Desa Bonelalo, La Ode Asman menjelaskan sengaja pemerintah desa mengadakan alat pertanian ini untuk membantu dan memudahkan para petani melakukan pengolahan dan pencegahan hama pertanian.
Lanjut, ia menjelaskan sebelum dilakukan pengadaan, terlebih dahulu dilakukan musyawara desa, disitu pemerintah desa dan para petani sepakat untuk membeli alat pencacah nilam dan alat penyemprotan hama maupun pupuk yang mengunakan cas/listrik.
Ia menyebutkan bantuan ini masing-masing, mesin pencacah nilam sebanyak 16 unit dan 34 unit lainnya merupakan mesin penyemprot hama yang juga dapat digunakan untuk pemupukan. Sejumlah bantuan itu disebar diempat dusun.
“Jadi tiap dusun mendapat empat unit sedangkan untuk alat penyemprotan hama itu sendiri ada sekitar 34 unit dan di bagi menjadi 4 dusun ada 2 dusun yang mendapat 9 unit dan yang 2 dusunnya lagi mendapat 8 unit ini semua menggunakan dari Dana Desa,” ujar dia kepada Panduanrakyat.com di kantor Desa Bonelalo, Kamis (14/7/2022).
“Untuk meningkatkan hasil pertanian dan percepatan proses pengolahan hasil pertanian maka kami telah bermusyawarah untuk pembelian alat pencacah nilam 16 unit dan 34 unit alat/tanki penyemprot menggunakan listrik,” sambungnya.
Lanjut, ia menambahkan selain pemberian mesin, pemdes Bonelalo juga menyalurkan bantuan bibit sayur dan pupuk. Bibit sayur ini berupa kangkung dan terung sedangkan pupuk, yakni pupuk cair.
“Kenapa bibit sayur kangkung dan terung yang di pilih karena itu sayur kangkung danbterung itu mudah tumbuh dan untuk pemasarannya sudah ada,” imbuhnya.
Lebih jauh, La Ode Asman berharap dengan adanya bantuan ini, diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, apa lagi di desa Bonelalo mayoritas petani.
Di tempat yang sama salah seorang warga setempat, La Nudin merasa bersyukur dengan bantuan ini, utamanya alat pencacah nilam, sebab selama ini, para petani jika memanen nilam harus mencincang nilam secara manual yang banyak memakan waktu.
“Karena jika waktu panen nilam kami tiba itu kami cincang menggunakan parang bisa sampai 2 hari baru bisa mencapai 1 ketel/ penyulingan karena dalam sekali penyulingan itu bisa mencapai 25 karung tetapi jika dengan alat cacah ini bisa mempercepat dan menghemat waktu tuk bekerja,” ujarnya.
“Kalau kami cincang pake parang bisa sampai dua hari baru mencapai satu kali penyulingan yang isinya 25 karung sedangkan dengan alat pencacah ini bisa hanya 4 jam sudah mencapai 25 karung nilam kering,” imbunmhnya.
Peliput: Toni Armin Syah