PANDUANRAKYAT, KENDARI- Bupati Buton, La Bakry bersama bupati dan wali kota penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat pada Hari Pers Nasional 2022 di Kendari memaparkan bagaimana Buton masa silam menghadapi pendemi atau wabah.
Pemaparan dilakukan saat dialog kebudayaan bersama sembilan bupati dan wali kota penerima AK PWI Pusat, giat berlangsung di Kantor RRI Kendari, di Kota Kendari, Sultra, Selasa ( 8/2/2022).
Dalam pemaparannya, Bupati Buton, La Bakry menjelaskan bahwa di masa Kesultanan Buton pada waktu itu masyarakat sudah mengenal bagaimana cara menangani musibah.
Misalnya saja menangani musibah wabah penyakit yang menyerang anak balita, meski belum mengenal imunisa, warga kesultanan Buton pada waktu, mencegah wabah dengan menguatkan imun tubuh anak secarah tradisional, dengan cara melakukan ritual pedoledole yang di lakukan untuk anak-anak dan pada ritual itu, para balita di beri makanan bergizi.
Selain itu, ada juga cara mencegah wabah dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat adat Buton. Masyarakat setempat menyebutnya peago. Dimana, masyarakat pada saat itu dilarang keluar rumah oleh para sara adat.
“Dan di Buton di kenal dengan dua sara yaitu sara ogena ( besar) meliputi raja/sultan dan para tokoh adat yang tinggal di dalam Keraton Buton sarakidina ( kecil) yang berada di wilayah tugas di masing-masing daerah salah satu tugas mereka adalah jika terjadi suatu wabah atau musibah maka mereka inilah yang menyampaikan kepada masyrakat agar jangan dulu keluar rumah dalam beberapa hari kedepan biasa di sebut poago/peago,” jelasnya.
Peliput: Toni Armin Syah