PANDUANRAKYAT, BUTON- Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buton, Harmin meminta maaf kepada pihak keluarga murid di SDN 50 Buton atas dugaan tindakan oknum guru menghukum anak didiknya dengan cara menyuruh makan sampah.
“Saya selaku kepala dinas meminta maaf atas kelalain yang di lakukan oleh guru tersebut,” ujar dia saat ditemui diruang kerjanya, gedung B, lantai 4, Kompleks Perkantoran Pemkab Buton, Takawa, Pasarwajo, Kamis (27/1/2022).
Harmin menjelaskan sabagai sanksi atas kelalaian itu, oknum guru tersebut untuk sementara belum di izinkan untuk mengajar.
“Untuk sementar dia di rumah kan dulu,” ujarnya.
Lanjut, Harmin menjelaskan sejak dugaan kasus itu mencuat, dirinya bersama beberapa staf langsung menuju ke SDN 50 Buton untuk menindak lanjuti tentang guru tersebut. Saat itu di hadiri oleh kepala sekolah dan seluruh dewan guru.
Dalam pertemuan itu, kata dia, pihak sekolah mengakui adanya oknum guru menghukum murid makan sampah. Hanya saja, sampah yang di maksud adalah bungkusan snack yang baru saja di buang oleh salah seorang murid.
Harmin bercerita, oknum guru menghukum murid kelas III SD itu karena merasa kesal, saat dirinya mengajar di kelas IV, murid di kelas itu terdengar berisik.
“Saat saya bertanya kepada guru tersebut dia menjelaskan bahwa, pada saat itu lagi mengajar di kelas 4 dan di kelas sebelah guru di kelas 3 terlambat datang di sebabkan hujan. Saya sudah tiga kali menegur mereka namun tidak di indahkan maka saat saya keluar dari kelas saya melihat ada kulit oreo tersebut secara spontan saya mengambilnya dan menyobeknya secara kecil dan memberikan kepada murid sambil berkata makan ini biar kalian tidak ribut murid yang saya berikan itu sekitar 15 orang,” ujar Harmin menirukan pengakuan oknum guru di SDN 50 Buton itu.
Lebih lanjut, Harmin menjelaskan atas insiden itu, pihak guru dan maupun sekolah telah berupaya ingin bertemu pihak korban. Namun, dari 15 orang tua siswa, 14 diantaranya sudah iklas memaafkan kelalaian itu.
“Adapun dari pihak guru maupun sekolah sudah 3 kali beritanya baik ingin temui pihak korban namun dari 15 orang, sisa satu yang belum mau di temui yang 14 sudah memaafkan nya, dan anak murid tersebut sudah mulai masuk sekolah kembali,” tandasnya.
Peliput: Toni Armin Syah.