Panduanrakyat
Buton

Pilkda 2024, Buton Butuh Pemimpin Muda yang Visioner

PANDUANRAKYAT, BUTON- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 segera memasuki tahapan penting, yakni dengan dimulainya masa kampanye pada 25 September hingga 23 November dilanjutkan dengan pemungutan suara pada 27 November.

Pertarungan politik antarcalon kepala daerah, antarpendukung, dan antarpartai atau koalisi partai, bakal lebih mewarnai di tahapan ini.

Momentum ini bukan sekadar kompetisi perebutan kekuasaan, melainkan momen penting bagi Provinsi kabupaten/kota tak Terekecuali Kabupaten Buton untuk menentukan pemimpin/kepala daerah masing-masing yang mampu menghadapi tantangan dan membawa perubahan nyata

Kabupaten Buton saat ini dinilai butuh gaya kepemimpinan baru agar agenda reformasi serta mewujudkan keadilan sosial dapat tercapai.

Pemimpin muda yang visioner sangat diperlukan dalam tongkat estafet kepemimpinan ke depan.

Peran itu harus diambil oleh generasi hari ini, milenial dan generasi Z. Putra putri daerah harus muncul seperti yang diharapkan dalam negara demokrasi.

Setiap bangsa pada zamannya mendambakan tampilnya seorang pemimpin yang berjiwa muda, visioner dan energik, memiliki cita-cita dan harapan serta usaha-usaha konkret untuk menggaapainya demi masa depan bangsa.

Usia muda bukan berarti tidak bisa apa-apa, termasuk menjalankan pemerintahan. Hal ini dibuktikan dengan beberapa pemimpin yang berhasil memangku jabatannya pada usianya relatif muda. 

Pemimpin muda memang relatif menawarkan ide-ide segar dan kecakapan kerja yang dinamis

Tapi tahukah Anda ada beberapa pemimpin di dunia dalam usia muda telah memegang jabatan pemimpin?

Dikutip dari Kompas.com, Setidaknya terdapat lima pemimpin muda yang sampai berada di pucuk kepemimpinan:

1.Sebastian Kurz (Austria)

    Kanselir Austria ini lahir di Wina pada 27 Agustus 1986. Setelah menamatkan kuliahnya, pada 2011 ia memberanikan diri untuk terjun di kancah politik.

    Partai Rakyat Austria (0VP) menjadi langkah yang dipilihnya, hingga akhirnya bisa menjadi ketua umum.

    Pada 2013, Kurz terpilih menjadi anggota parlemen. Di usianya yang baru 27 tahun, Kurz sudah dipercaya untuk memangku jabatan sebagai Menteri Luar Negeri Australia. Dalam kancah perpolitikan Austria, dia tercatat sebagai menteri termuda. Kebijakannya pun dikenal kontroversial. Pada 2016, dia memerintahkan penutupan jalur Balkan yang kerap dipakai imigran untuk memasuki Austria. Selain itu, ia berjanji akan terus membatasi jumlah pengungsi dan imigran ilegal yang memasuki Austria, serta memperketat penjagaan perbatasan Austria.

    Berbagai upaya dilakukannya dengan menyudahi grand coallition dari partai berkuasa, Partai Sosial Demokrat, yang akhirnya memicu pemilu dini. Setelah perjuangannya, namanya merangkak naik menjadi Kanselir Australia pada Oktober 2017.

    2.Emmanuel Macron (Perancis)

      Presiden Perancis ini lahir di Amiens, Perancis pada 21 Desember 1977. Pendidikan awalnya ditempuh di Perancis. Pada 1999, ia bekerja sebagai asisten editor untuk filsuf Paul Ricœur yang menulis buku.

      Pada 2006, Macron tergabung sebagai anggota Partai Sosialis. Kariernya semakin naik ketika 2012 hingga 2014 menjabat Deputi Sekretaris Jenderal Istana Elysee. Saat itu, Francois Hollande menjabat presiden Perancis.

      Puncaknya pada Agustus 2014, Macron dilantik sebagai Menteri Ekonomi, Industri, dan Data Digital, di bawah kepemimpinan Hollande. Pada 2017, nama Macron meroket. Hingga akhirnya pada Mei 2017, ia ditetapkan sebagai presiden dalam usia 38 Tahun.

      3.Justin Tradeau (Kanada)

        Perdana Menteri Kanada ini lahir pada 25 Desember 1971 di Ottawa, Ontario Kanada. Bakat berpolitiknya sudah diwariskan dari ayahnya yang merupakan mantan perdana menteri, Pierre Trudeau. Justin Trudeau terpilih sebagai anggota parlemen pada 2008 dan akhirnya pada 2011 terpilih lagi. Namanya semakin melambung ketika pada 14 April 2013, Trudeau terpilih menjadi Pemimpin Partai Liberal Kanada. Partai Liberal Kanada akhirnya memperolah suara mayoritas pada pemilu yang diselenggarakan 19 Oktober 2015. Hasil ini menobatkannya menjadi Perdana Menteri Kanada. Ketika itu, usianya baru 43 tahun.

        4. Tamim bin Hamad al-Tsani (Qatar)

          Emir Qatar ini lahir pada 3 Juni 1980 di Doha, Qatar. Ia merupakan anak dari Syekh Hamad bin Khalifa Al-Tsani. Setelah mengenyam pendidikan di Inggris, ia kemudian bertugas sebagai Letnan Dua di Angkatan Bersenjata Qatar. Pada 25 Juni 2013, Tamim menjadi Emir Qatar. Ia menggantikan ayahnya yang menyerahkan kepemimpinan. Usianya pada waktu itu 33 tahun.

          5.Charles Michel (Belgia)

            Perdana Menteri Belgia ini lahir di Namur, 21 Desember 1975. Di usianya yang baru 38 tahun, ia berhasil menjadi kepala pemerintahan Belgia. Karier poltiknya sudah dimulai sejak usia 16 tahun dengan bergabung organisai Young Liberal di Kota Jodoigne. Pada usianya ke-18, Charles Michel terpilih menjadi anggota dewan provinsial di Brabant Wallon. Akhirnya, pada pemilihan umum 2014, Michel secara resmi diajukan untuk menjadi Perdana Menteri dengan Kris Peeters sebagai deputinya. Michel merupakan pemimpin kabinet termuda di Belgia sejak tahun 1841 dan orang termuda yang memegang gelar Perdana Menteri Belgia. (*)