Panduanrakyat
Opini

Cina di Konflik India-Pakistan 2025, Sintesa Neorealisme dan Pragmatisme

Oleh:

Dr. Dinna Dayana La Ode Malim, SH., ΜΗ.

Peneliti Pusat Riset Hukum BRIN

PANDUANRAKYAT, JAKARTA- Serangan struktur anarkis non negara, kelompok teror Lashkar e- Taibadan The Resistance Front, yang berbasis di Pakistan dalam serangan di Pahalgam, Jamu dan Kashmir dibagian Wilayah Kedaulatan India pada 22 April 2025 yang menewaskan 26 orang dan melukai puluhan lainnya, yang kemudian menyebabkan tuduhan dan klaim India bahwa Pakistan mensuport kelompok anarkis teroris tersebut sebagai proxynya, dan kemudian terjadi serangan balas membalas dengan korban warga. sipil di Pakistan dan di India sampai dengan hari ini, membuat kita tertarik melirik kembali hubungan saudara besi Cina-Pakistan yang dijuluki saudara besi dan keberadaannya dikonflik ini.

Dapat kita lihat back up persenjataan Pakistan oleh Cina. Mengutip dari www..airspace-review.com yang diposting hari ini 9 Mei 2025, memberitakan bahwa “Cina akan percepat pengiriman jet tempur siluman J-35A ke Pakistan”. Pada berita ini air space-review.com menjelaskan bahwa Angkatan Udara Pakistan (PAF) telah lama menjadi pengguna setia produk buatan China, termasuk jet tempur, pesawat peringatan dini dan kontrol udara (AEW&C), dan drone serang. (www.airspace review.com, 09/05/2025).

Kemudian prediksi Anggota Parlemen India yang juga mantan Wakil Sekretariat Jenderal PBB untuk komunikasi dan informasi publik, Sashi Tharoor, memprediksikan bahwa Cina yang merupakan anggota tetap badan PBB tersebut, akan memveto resolusi apa pun yang menentang Pakistan dalam resolusi United Nation Security Council/UNSC/Dewan Keamanan PBB, pada Close Door Session di New York Dewan Keamanan PBB/UNSC 6 Mei 2025. (https://english.mathrubhumi.com/news/india/unsc-wont-pass-resolution-criticising-pakistan-as-china-will-veto-it-shashi-tharoor-rzxx67be).

China memodernisasi militer Pakistan, disaat India meluncurkan Operasi Sindoor ke Kashmir, rudal permukaan-ke-udara buatan China menembak jatuh pesawat Rafale India. Di forum PBB, veto China terhadap resolusi anti-Pakistan bukan hanya akan menyelamatkan Islamabad, tapi juga menjaga agar India tidak leluasa menggunakan kekuatan tanpa konsekuensi diplomatik.

Meski mendukung Pakistan, jiwa dagang Cina menyebabkannya tidak akan frontal dengan India. India adalah pasar besar bagi negara Industrial seperti Cina. Perdagangan China-India senilai 100 miliar dolar tahun 2024 adalah kepentingan ekonomi yang tak bisa dikorbankan. Pada tahun 2024-25, India mengimpor barang dagangan Tiongkok senilai $113,45 miliar, naik 11,5% dari $101,73 miliar yang diimpor pada tahun keuangan sebelumny a (www.hindustantimes.com, Jumat, 09 Mei 2025).

Pakistan adalah Saudara, tetapi India adalah Pasar. Pada akhirnya, Cina berhasil memainkan peran ganda: menjadi penopang militer Pakistan tanpa mengorbankan kepentingan ekonominya dengan India.

Strategi diplomasi Cina dalam memainkan peran ganda dimana disatu sisi Cina menopang keamanan Pakistan dan disisi lain bermitra ekonomi dengan India, adalah sintesa antara neorealisme struktural dan pragmatisme geoekonomi. Cina menyeimbangkan antara mempertahankan keamanan (security dilemma) dan interdependensi ekonomi.

Dari perspektif neorealisme, dukungan militer Cina kepada Pakistan (melalui aliansi strategis, transfer persenjataan, dan diplomasi di United Nation Security Council/Dewan Keamanan PBB) berfungsi sebagai mekanisme penyeimbangan kekuatan balancing of power terhadap India, yang dipandang sebagai pesaing regional. Namun, Cina tetap mempertahankan hubungan ekonomi dengan India sebagai mitra dagang terbesar untuk menghindari risiko destabilisasi ekonomi.

Buku Referensi: Kenneth Neal Waltz (1979). Theory of International Politics.