Panduanrakyat
Sultra

Analisisa Dampak Lingkungan Kawasan Perkantoran Bumi Praja Laworoku, PUPR Mubar Survei Genangan Air Pasca Hujan

Ketgam: Tim PUPR Muna Barat tinjau Lokasi perkantoran Bumi Bumi Praja Laworoku, Rabu (29 /6/2022) / Foto: Istimewa

PANDUANRAKYAT, MUNA BARAT- Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Muna Barat, La Ode Butolo menurunkan tim untuk melihat kondisi faktual dilapangan guna mengalisa dampak lingkungan sesaat setelah hujan deras terjadi di lokasi yang akan di jadikan Kawasan pembangunan gedung perkantoran Pemkab Mubar, Bumi Praja Laworoku. Tim diturunkan pada Rabu (29 /6/2022) lalu.

Sekretaris PUPR Muna Barat, Surahman mengatakan saat peninjauan, tim PUPR menemukan fakta lapangan bahwa kanal yang telah dibangun tidak cukup lagi menampung volume air yang diarahkan pada sungai Tiworo akibat debit air yang sangat besar dan adanya longsoran pada beberapa titik pematang kanal. Ini mengakibatkan air merembes dan masuk pada kawasan perumahan dan pertanian masyarakat.

Hal ini perlu dilakukan untuk melakukkan langkah pencegahan terebih lagi selain merembes diarea perkebunan dan perumahan warga, luapan air juga merembes ke area perkantoran nantinya.

Untuk itu sebagai areal pembangunan gedung negara berupa Kantor Bupati, Kantor DPRD dan sarana penunjang pemerintahan lainnya tentu harus aman  dari berbagai bencana, baik itu genangan air maupun yang lainnya. Apa lagi kawasan tersebut, secara topografi landai dan cekung serta dilintasi oleh aliran air dari Bendung Marobea.

Berdasarkan fakta lapangan diatas, kata dia, Tim PUPR telah melaporkan temuan itu kepada Kadis PUPR Muna Barat.

Tidak hanya itu, ia menjelaskan berdasarkan hasil tinjauan, perlu langkah strategis. Pembangunan kanal, Pelebaran outlet yang melintasi jalan nasional Lagadi tondasi khususnya disekitar Desa Lakalamba, dan desa Wandoke serta pembangunan kolam retensi (bozem) pada beberapa titik didalam kawasan Bumi Praja Laworoku.

“Bahwa ada beberapa langkah teknis yang harus diambil secepatnya diantaranya yaitu pembangunan kanal yang menerus dari Bendung Marobea yang saat ini melintasi kawasan Bumi Praja Laworoku,” kata mantan Kabid SDA dan Irigasi, Minggu (2/7/2022).

Menurutnya, langkah ini, perlu dilakukan untuk mengendalikan air sehingga tidak berpotensi destruktif pada kawasan tersebut. Apalagi pada kawasan itu nantinya akan ada objek fital milik daerah.

“Kami berharap rekomendasi ini akan menjadi pertimbangan pimpinan untuk mengalokasikan anggaran,”harapanya.

“Karena situasi genangan air ini telah menjadi keresahan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir,” pungkasnya.

Peliput: ( S )