Panduanrakyat
Buton

Warga Mengeluh, Rudin Anggota DPRD Soroti Kualitas Pelayanan RSUD Buton, Janji Bawah Persoalan ke Rapat Dewan

PANDUANRAKYAT, BUTON- Anggota DPRD Kabupaten Buton, Rudin dari Fraksi Demokrat angkat bicara menyoroti kualitas pelayanan RSUD Buton.

Hal tersebut berdasarkan keluhan keluarga pasien Warga Desa Balimu, Kecamatan Lasalimu Selatan terkait buruknya pelayanan RSUD Buton.

Rudin mengaku akan membawa persoalan yang dikeluhkan warga itu ke rapat dengar pendapat (RDP) di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Buton.

Sebab menurutnya apa yang dilakukan pihak rumah sakit sangat fatal mengabaikan hak-hak masyarakat.

“Luar biasa itu. Itu harus kita tindak lanjut. Karena hak-hak masyarakat. Itu harus di bawa di rapat. Karena urgen sekali. Karena itu prinsipil sekali untuk masyarakat itu,” Ujar dia kepada Panduanrakyat.com, Senin (4/11/2024).

Diberitakan sebelumnya, PANDUANRAKYAT, BUTON- Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton di Pasarwajo, Sulawesi Tenggara (Sultra), kepada pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut dinilai buruk.

Salah seorang keluarga pasien Si Yusti (35) Warga Desa Balimu, Kecamatan Lasalimu Selatan mengaku petugas di RSUD Buton, sangat lamban dalam melayani pasien.

Hal itu dialaminya saat menemani anak dari adiknya yang berusia tujuh bulan saat rawat inap di RSUD Buton karena penyakit paru-paru dan jantung pada Kamis (24/10/2024) lalu.

Kata dia pelayanan di RSUD Buton tidak sesuai harapan. Selain itu setelah dirawat selama 15 hari di RSUD Buton pasien harus membayar Rp 6 juta baru kemudian dirujuk di RSUP dr Wahidin Makassar.

Selain membayar Rp 6 juta. Mereka juga harus mambayar ambulance Rp 350 ribu menuju pelabuhan Kota Baubau.

Yang paling menyakitkan kata dia, saat perjalanan rujuk, pasien tidak ditemani oleh perawat. Perawat yang ditugaskan RSUD atas nama Zurhia tidak ikut. Dengan alasan UGD RSUP Wahidin Makassar penuh. Padahal perawat sudah menyatakan bersedia. Keluarga pasien pun telah membelikan tiket kapal.

Untuk menyelamatkan anak tujuh bulan itu, mereka pun nekat berangkat sendiri. Namun satu hal yang perlu disayangkan, sebagai keluarga pasien yang minim pengatahuan harusnya pihak rumah sakit memberikan petunjuk seperti apa langkah yang harus dilakukan dalam perjalanan saat dirujuk.

Selain itu, keluarga korban menyesalkan pihak rumah sakit yang telah mengetahui korban memiliki masalah paru-paru dan jantung, saat diantar dari RSUD menuju pelabuhan, alat bantu pernapasan pasien malah dibuka. Sudah begitu saat tiba di pelabuhan meraka diturunkan diparkiran. Sehingga pihak kapal tidak mengetahui bahwa adanya pasian yang menjadi penumpang kapal.

Akibatnya pasien menjadi penumpang umum yang bercampur dengan penumpang lainnya. Karena keluarga pasien yang baru pertama pergi ke Makassar tidak memiliki pengetahuan bahwa ada klinik di dalam kapal. Mereka baru mengetahui dari penumpang kapal setelah pasien mulai kejang.

Nahas, perjuangan terhadap buah hati harus terkandas diatas kapal sebelum tiba di RSUP Wahidin, pasien lebih dahulu meninggal dunia.

“Tidak bagus pelayanannya. Kalau bisa lain kali kita langsung rujuk saja di RSUD Baubau tidak usah di Pasarwajo,” Kesal dia kepada Panduanrakyat.com, Senin (4/11/2024).

Si Yusti mengaku akibat buruknya pelayanan RSUD Buton, keluarga korban harus kehilangan nyawa anak, uang dan perasaan sakit hati akibat pelayanan yang tidak bagus.

Dia pun minta agar pemerintah maupun DPRD Kabupaten Buton memberikan perhatian khusus agar kualitas pelayanan di RSUD Buton ditingkatkan. Keluhan ini kata dia tidak bisa mengembalikan nyawa anak korban. Tapi setidaknya apa yang mereka alami dan rasakan terkait palayanan RSUD Buton tidak terjadi dan dirasakan lagi oleh pasien-pasien lain yang ada di Buton.

Menganggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Safaruddin, SKM, M.Kes mengaku turut berduka cita dan prihatin atas apa yang dialami pasien asal Desa Balimu.

Hanya saja, Safaruddin tidak berbicara banyak. Dia menyarankan untuk konfirmasi kepada Direktur BLUD RSUD Buton.

Namun, saat Panduanrakyat.com menghubungi Direktur BLUD RSUD Buton melalui pesan whatsapp, hingga berita ini diterbitkan belum ada balasan. (*).