Panduanrakyat
Buton

Pernah Dilanda Paceklik 12 Tahun, Warga Kapontori Rutin Ritual Foobula

PANDUANRAKYAT, BUTON- Masyarakat Desa Wambulu, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton melaksanakan tradisi adat foobula. Ritual dilaksanakan di balai pertemuan desa setempat, Minggu (5/12/2021).

Pesta syukuran tahunan ini dihadari Bupati Buton La Bakry, sejumlah kepala OPD dan forkopimcam setempat.

Tokoh Pemuda Wambulu, Ifan menjelaskan riwat singkat asal mula diadakan ritual adat foobula. Dimana didalamya terdapat Bongkano Khopoo oleh masyarakat Desa Wambulu Kadie Watumotobe atau matano sorumba itu.

Kata dia, syukuran ini sudah di laksanakan sejak 1593 Masehi, adapun pelaksanaanya ada yang meriah dan sederhana. Sesuaikan dengan keadaan ekonomi masyarakat setempat. kegiatan ini sudah mendara daging di masyarakat Kadie Watumotobe.

Bongkano khopoo memiliki dua kata yaitu Bongkano artinya membuka. Sedangkan khopoo adalah kelambu atau selimut adat yang memiliki nilai karisma. Secara harfiah, Bongkanoo Khopo berarti acara pembukaan lahan dan penyerahan bibit jagung dan padi oleh sara kepada perangkat mesjid untuk di Khopoo yang di tandai dengan pelepasan tanggungjawab bhisa (dukun).

Dengan mencuci tangan, bhisa telah melepas tanggungjawab selama setahun dalam bidang keselamatan masyarakat berkaitan dengan kesehatan dan wabah penyakit di wilayah tersebut.

Setelah di kopo oleh pengrus masjid maka bibit tersebut di serahkan ke pada Sara untuk mengangkat seorang parika untuk menanam bibit tersebut secara simbolis

Bongkano Khopoo di laksankan selama 4 hari lamanya dengan di meriahkan penabungan gong serta tari-tarian Kangaru, silat, Linda, pajoge, serta ngibii

Tidak hanya itu, Ifan juga menjelaskan asal mula kegiatan Bongkano Khopoo di Matano Surumba ini bermula rasa syukur masyarakat bisa menghadapi coban yang pernah di berikan oleh alAllah Subhanahu Wa ta’ala atas pemberian kemarau panjang selama 12 tahun lamanya. Peristiwa itu terjadi di masa pemerintahan Sultan La Sangaji yang memerintah di tahun 1566-1570 Masehi dan di tahun 1597 Masehi.

Sementara itu, Bupati Buton, La Bakry mengingatkan masa paceklik yang pernah melanda pada tahun 1970-an. Dimasa itu, untuk bertahan hidup masyarakat memakan ubi hutan yang masyarakat sebut ondo (gadung).

Dalam kesempatan itu juga, Bupati Buton berharap limpahan pesta panen yang dapatkan ini semoga tahun depan akan dilipatgandakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Tidak hanya itu, Bupati Buton juga berharap untuk meningkatkan sektor pertanian di Desa Wambulu masyarakat diminta menanam kelapa genja dan pala sebab komoditas kedua tanaman ini sangat menjanjikan.

“Pala keunggulannya sepanjang tahun berbuah, tidak punya hama, sehingga masyarakat secepat untuk menanam dua komoditas tersebut, ” kata Bupati.

Lebib lanjut, La Bakry berharap Program Pemerintah Buton ini semoga bisa di ikuti oleh masyarakat Wambulu, sehingga bisa menanam dua tanamam ini yakni pala dan kelapa genja untuk bisa menjadi aset dan bisa menjadi komoditas ekspor.

Peliput: Toni Armin Syah