PANDAUNRAKYAT, WAKATOBI- Dinas Pariwisita (Dispar) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar workshop kewirausahaan dan pemberdayaan sektor ekonomi kreatif dalam rangka mendukung perluasan pasar produk ekonomi kreatif di Kabupaten Wakatobi.
Giat ini berlangsung di Manugela Villa Nadilla, Kabupaten Wakatobi, selama tiga hari dimulai Minggu, 19 Juni sampai Selasa 21 Juni 2022.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Syamsinar, S.Pi., M.Si menjelaskan kegiatan Kewirausahaan ini merupakan ide awal untuk menjawab problem para pelaku usaha yang mana ketika mereka sudah mengembangkan dirinya tapi tidak punya modal dasar.
“Mereka sudah punya produk, mereka sudah punya barang sudah siap atau di bentuk untuk dipasarkan tapi dalam jangka panjang mereka kadang-kadang tidak bisa bertahan karena memang soft skillnya mereka belum punyai,” ujar dia saat ditemui usai pembukaan workshop kewirausahaan, Minggu (19-06-2022).
Lanjut, ia menjelaskan modal dasar yang dimaksud dalam ekonomi kreatif ini, yakni para pelaku usaha harus mempunyai jiwa kewirausahaan.
“Bagaimana mereka misalnya mampu berwirausaha, mampu misalnya mengetahui apa produk yang mereka punyai, bagaimana cara mengembangkan, bagaimana memilih pasar, memilih konsumen, bagaimana memilih target pasar yang kita harapkan ketika ini bisa mereka dapat dari program pelatihan yang kita lakukan itu akan mampu mereka menjadi dasar untuk mereka substance, untuk bisa suplai di bidang usahanya masing-masing,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan dalam workshop ini ada tiga materi yang di ajarkan.
“Dua dari pembicara pusat dan satu dari pembicara lokal, duanya itu pak Mario Devis selaku kreatif konsultan, jadi beliau ini akan mengajarkan bisnis model kanfas di harapkan metode ini mampu meningkatkan kapasitas pelaku usaha bagaimana mengenal produknya, bagaimana konsumen, pasarnya, kendala-kendala yang di hadapi dan sebagainya. Satunya lagi pak Djuli Pamungkas itu bagian dari CCN jaringan kota kreatif nasional yang juga menjadi korator ivent nasional,” jelasnya.
Tidak hanya itu, ia menjelaskan sejauh ini tercacat sudah di tiga Kabupaten/Kota mengadakan Workshop. Masing-masing disesuaikan dengan potensi unggulan setiap daerah.
“Sejauh ini sudah 3 kabupaten, ada kota Kendari, Baubau, dan Wakatobi. Berbeda beda karena setiap masing masing kabupaten itu berbeda potensi unggulannya,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan di Wakatobi potensi yang dimiliki sebagai kota kreatif film animasi. “Jadi fokusnya ke situ film animasi Fotografi dan kemudian hubungannya ke produk kuliner dan kria. Kami di bidang ekonomi kreatif berkomitmen full karena memang kota kreatif itu hanya dua di Sulawesi Tenggara ada di Konawe Selatan yang kira-kira dan kemudian di Wakatobi kota film dan animasi,” jelasnya.
Lebih jauh, ia menjelaskan untuk mencapai itu target-target utama yang dilakukan dinas pariwisata yakni mengembangkan ekonomi kreatif.
Ia menjelaskan intervensi pemerintah provinsi dalam mengembangkan pariwisata, dinas pariwisata provinsi tidak hanya mengadakan pelatihan, melainkan juga, pemerintah akan memberikan bantuan yang sifatnya akan menstimulan pelaku usaha yang akan di kurasi bersama Dinas Pariwisata Provinsi dan Dinas Pariwisata Wakatobi.
“Jadi siapapun pelaku usaha nanti di dorong oleh Pemkab Wakatobi Disparnya itulah nanti di rekomendasi untuk bantuan pengembangan usaha untuk bantuan”, tuturnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisita dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi, Nadar S.Ip., M.Si menjelaskan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini melebih target, karena banyak yang mendaftar, peserta kemudian diseleksi hingga yang terjaring sebanyak 50 orang.
Mereka terdiri dari, beberapa klaster seperti komunitas pelaku kreatif, ini mencerminkan ekosistem ekonomi kreatif Wakatobi.
“Jadi untuk kegiatan-kegiatan barangkali lanjutan mengoptimalkan apa yang sudah berjalan saat ini dan juga mengakomodir mereka yang belum ikut pada kesempatan kali ini, saya kira masih ada rangkaian-rangkaian kegiatan-kegiatan, pelatihan atau peningkatan kapasitas yang akan kita lakukan bahwa seperti yang di sampaikan Ibu Sasa tadi,” jelasnya.
Lanjut, ia menjelaskan hadirnya dinas pariwisata provinsi di Wakatobi sebagai wujud komponen juga untuk mendukung Wakatobi sebagai destinasi pariwisata prioritas.
Nah, ini dikarenakan Wakatobi sudah di tetapkan sebagai Kabupaten kreatif Indonesia.
Tidak hanya provinsi, ia menjelaskan dalam rangka pengembangan pariwisata di Wakatobi, dalam waktu pemerintah pusat akan mengadakan workshop di Wakatobi.
“Pemerintah pusat dalam waktu dekat Insyaallah Pak Menteri akan hadir kembali di Wakatobi untuk menyelenggarakan Workshop Kota kreatif di Wakatobi informasinya kalau bukan Juli Agustus ini adalah kegiatan yang nanti juga akan menjadi ruang untuk teman teman berpartisipasi,” sambungnya.
Di samping itu, kata dia, dalam pengembangan pariwisata, di Wakatobi juga ada program paten terkait dengan Inkubasi Ekonomi Krearif. Ini akan berjalan dan fokuskan untuk di sub sektor unggulan dalam hal ini film, video, dan animasi.
“Kita sebenarnya juga sudah punya semacam skema program yang menurut saya juga ini adalah sesuatu yang cukup menarik dan tidak banyak di lakukan oleh daerah lain kita punya namanya program inkubasi, pendampingan intensif ekonomi kreatif setiap tahunnya selama ini dan outputnya itu kita menghasilkan produk-produk baru yang sudah banyak mewarnai beragam produk yang ada hari ini baik kuliner, kria, dan sebagainya,” jelasnya.
“Dan program inkubasi ini merupakan sesuatu yang di apresiasi secara nasional karena sesungguhnya kita melanjutkan apa yang pernah di gagas oleh pusat dulu dengan nama program Ikon atau Inovasi dan Kolaborasi bersama Komunitas Nusantara. Itu kita lanjutkan dan memang masalahnya berbeda, pelatihan workshop biasa kita lakukan 3 hari, ini 2 bulan sampai 3 bulan karena kita merekrut eksper, kita juga merekrut secara nasional dan mereka selama 2 bulan 3 bulan itu bekerja bersama dengan komunitas untuk mendesain menghasilkan produk-produk baru yang akan semakin menambah suasana keberagaman dari produk ekonomi kreatif kita di Wakatobi,” tambahnya.
Program inkubasi ini, menurutnya akan tepat sasaran karena ada tahapan-tahapan dalam indentifikasi, misalnya komunitas mana yang berpotensi dan berkomitmen untuk mengikuti kegiatan inkubasi ini sampai akhir.
“Pasti tepat sasaran karena itu ada tahapan-tahapan yang di lakukan karena sebelum mereka melakukan penampungan ada tahapan identifikasi komunitas mana yang punya potensi dan juga punya komitmen untuk mengikuti kegiatan inkubasi itu sampai akhir sampai menghasilkan protokipel atau protokaif protokaif kreatif yang baru”, tutupnya kepada Panduanrakyat.com.
Peliput: Ika Fitriani