PANDUANRAKYAT, BAUBAU- Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau didorong untuk menaikkan insentif dokter spesialis sebagai salah satu upaya mengatasi kekurangan tenaga kesehatan tersebut di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baubau.
Direktur RSUD Baubau, Sadly Salman mengatakan, jumlah dokter spesialis di rumah sakit yang dipimpinnya baru sekitar 28 orang terdiri dari ASN dan non ASN. Jumlah tersebut masih kurang.
“Kami masih kekurangan dokter spesialis diantaranya ortopedi, bedah anak, patologi anatomi, gizi klinik dan rehabilitasi medik. Selain itu, ada beberapa yang baru satu orang dokter spesialisnya seperti mata, THT, kulit, saraf, jantung dan bedah,”ungkap Sadly, Kamis(9/5/2024).
Menurutnya, kekurangan dokter umum maupun dokter spesialis termasuk perawat spesialis bukan karena sekolahnya yang kurang. Tetapi distribusinya tidak merata di seluruh daerah di Indonesia.
Selama ini katanya, dokter spesialis masih terpusat di daerah Jawa. Itu salah satunya karena bila bertugas di daerah tersebut, kesejahteraan mereka lebih baik.
Karena itu menurut Sadly, untuk menambah dokter spesialis bertugas di Baubau antara lain Pemkot harus punya suatu ide seperti menyekolahkan putra – putri daerah di bidang tersebut.
Kedua menurutnya, bisa dengan cara mengontrak para lulusan doker spesialis. Hanya saja harus diberikan insentif yang bisa menjanjikan sesuai kebutuhan mereka.
“Sebab kalau tidak, akan susah dokter – dokter tersebut masuk ke Baubau karena mereka akan mencari daerah yang nyaman untuk bekerja dan nyaman dalam hidup. Itu jadi PR daerah, apakah mau dan mampu,”katanya.
Saat ini kata Sadly, insentif dokter umum di Baubau sekitar Rp4 juta dan dokter spesialis sekitar Rp17 juta.
Jumlah tersebut katanya, cukup berbeda dibandingkan beberapa daerah tetangga seperti Kabupaten Buton dan Buton Selatan diatas Rp20 juta. Bahkan di Kabupaten Wakatobi diatas Rp30 juta. (*)