PANDUANRAKYAT, BUTON- Pemerintah Kabupaten Buton akan menampilkan tarian Kambero untuk menyemarakkan malam parade kesenian di ajang hari pers nasional (HPN) 2022 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Di Buton, tari ini kerap ditampilkan ketika menyabut para tamu. Sebagai tuan rumah, tari ini sangat tepat untuk disuguhan kepada para tamu yang datang dari luar Sultra.
Nantinya, tari itu akan di mainkan oleh sepuluh orang penari muda. Campuran, laki-laki dan wanita. Tari kambero merupakan bahasa daerah di Buton. Kalau di terjemahan ke bahasa Indonesia artinya, Kipas. Jadi secara harfiah, tari yang akan di persembahkan pemkab Buton yakni tari kipas.
Tidak hanya Buton, dalam parade itu, sejumlah daerah akan menampilkan tariannya masing-masing.
Bahkan Bupati Indramayu, Nina Agustina akan mengambil bagian menjadi penari. Ia akan menampilkan tari topeng Kelana Gandrung bersama tim kesenian dari Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah. Tentu penampilan Bupati Nina Agustina itu nanti akan menjadi warna pembeda pada ajang itu.
Tarian topeng Kelana Gandrung itu biasanya untuk moruat atau (mengobati) daerah yang sedang terkena wabah penyakit, karena di setiap gerakan tarian ini bermakna keberkahan untuk semua. Juga melambangkan kecintaan rakyat kepada pemimpinnya akan memberikan energi positif terhadap pemimpin dalam menjalankan setiap roda pemerintahan.
Nina yang sejak sekolah telah menggeluti sastra (puisi) dan marching band ini, bakal menari dengan Aerli — cucu penari topeng legendaris Mimi Rasinah (almh). Diiringi nayaga dan gamelan hidup yang dibawa langsung dari Indramayu. Reputasi Aerli sendiri, sebagai penari topeng sudah melanglang buana mengikuti berbagai festival internasional di Jepang, Belanda, Australia, dll.
Melihat rekam jejak Nina, tidak heran, kalau di HPN ini putri mantan Kapolri Da’i Bachtiar ini, merupakan satu dari sembilan Bupati/ Wali Kota yang ditetapkan sebagai penerima Anugerah Kebudayaan – Persatuan Wartawan Indonesia ( AK PWI) Pusat 2022.
Ketua AK-PWI Yusuf Susilo Hartono menyebutkan pada HPN ini ada empat bupati/wali kota yang membawa tim keseniannya ke Kendari. Masing-masing Bupati Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Bupati Magetan, Provinsi Jawa Timur, dan Bupati Sumbawa Barat, Pronsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Namun dari keempat kepala daerah itu, hanya Nina yang ikut terjun langsung menari bersama tim kesenian dari Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah,” tutur Yusuf.
Jika Buton dengan Tari Kambero dan Indramayu dengan tari topeng Kelana Gandrung-nya. Bupati Magetan Suprawoto membawa tim penari yang akan mempersembahkan tarian “Jalak lawu” karya koreografer Siska Hariyati.
Tari itu nantinya akan dimainkan oleh Sanggar Mahalawu Dance Performace. Dalam kariernya, Siska pernah tampil di Amerika Serikat, Bangkok, beberapa kota di Tanah Air, serta menari dalam film “Cokro” garapan Garin Nugroho. Sebagai “bupati penulis”, Suprawoto bakal melaporkannya di media massa setempat.
Sudah belasan tahun, Suprawoto menekuni dunia tulis-menulis, dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Setiap minggu tulisannya muncul di koran/majalah.
Sementara itu, Bupati Sumbawa Barat Musyafirin membawa rombongan Seni Tradisi Ratib Sakeco.
Di Sumbawa, seni yang satu ini biasanya tampil saat acara adat dan perayaan kegembiraan saat tiba musim panen, perkawinan, dll. Maksud tari ini, sebagai ungkapan syukur pada manusia dan lingkungan alam.
Nantinya tarian itu akan dimainkan Sanggar Pusakalangit Sumbawa Barat, dengan koreografer Sajadah. Di daerahnya, Sajadah, dikenal sebagai kreator tari lumpur, hingga penyelenggara kemah budaya.
Untuk diketahui, pada HPN kali ini, ada sembilan Bupati/Wali Kota menerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat, tanpa peringkat, yaitu Wali Kota Padang Panjang, Sumatra Barat, Fadly Amran (Datuak Paduko Malano); Bupati Magetan, Jawa Timur, Suprawoto, Bupati Lamongan, Jawa Timur, Yuhronur Efendi,
Bupati Indramayu, Jawa Barat, Hj. Nina Agustina, Wali Kota Bekasi, Jawa Barat, Bupati Sumbawa Barat, NTB, Musyafirin; Wali Kota Bengkulu, Bengkulu, H. Helmi Hasan; Wali Kota Surakarta, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka; Bupati Buton La Bakry, Sulawesi Tenggara, dan Bupati Lamandau, Kalimantan Tengah, Hendra Lesmana.***