Panduanrakyat
Buton

Resmikan Galampa Tanah Siotapina, Sekda Buton: Pembinaan Budaya Sangat Penting

PANDUANRAKYAT, BUTON- Sekretaris Daerah Kabupaten Buton, Asnawi Jamaluddin, S.Pd. M.Si., mewakili Pj. Bupati Buton meresmikan penggunaan Galampa Tanah, di Dusun Matanaeo, Desa Karya Jaya, Kecamatan Siotapina.

Persemian Galampa dilaksanakan saat pesta adat Kalawati di desa setempat Kamis, 16 November 2023

“Mudah-mudahan bangunan yang malam ini diresmikan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan kebudayaan dan kegiatan lainnya yang bisa bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya,” ucap Sekda Buton sesaat menggunting pita tanda peresmian Galampa.

Pesta adat Kalawati di Siotapina menurut Sekda telah dilaksanakan lebih kurang 400 tahun. “Untuk itu Pemerintah Kabupaten Buton mengaparesiasi masyarakat Desa Karya Jaya yang telah mempertahankan warisan budaya leluhur

“Ini merupakan warisan budaya yang perlu dipertahankan karena dengan adanya ritual ini dapat memupuk persatuan dan persaudaraan diantara kita semua,” katanya.

Mantan Kepala Dinsos Buton mengatakan ritual seperti ini jangan hanya diketahui oleh petua adat dan orang tua saja tapi juga bisa diwariskan kepada generasi muda supaya riwayat dan silsilah yang sudah terbangun sejak ratusan tahu lalu bisa diketahui oleh generasi muda saat ini dan bisa terus dipertahankan

Sekda Buton juga menyampaikan soal pembinaan budaya oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas kebudayaan kepada masyarakat

Dikatakanya, saat ini pemerintah daerah sudah ada dinas yang menangani (pembinaan kebudayaan). Sehingga jadi ada hal-hal yang berkaitan dengan masalah budaya atau ada kegiatan mengenai budaya bisa masukan proposal lewat Dinas Kebudayaan

“Mudah-mudahan Pemda punya dana untuk itu karena pembinaan budaya itu sangat penting dan Pemda sudah melakukannya selama ini. Jadi kita sudah membangun baruga dimana-mana sesuai permohonan Masyarakat,” tuturnya.

Menghadapi tahun politik, Sekda Buton turut menghimbau masyarakat untuk menciptakan suasana yang aman dan damai

“Kita sekarang memasuki tahun politik jadi kita ciptakan suasana yang aman, damai, tentram sehingga pelaksanaan pemilu tahun depan bisa berjalan dengan aman dan tertib,” imbuhnya.

Mengakhiri sambutannya, Sekda Buton meminta masyarakat untuk waspada kebakaran dan kekurangan air ditengah musim kemarau

“Yang terakhir yang perlu saya sampaikan Kita ini memasaki musim kemarau meskipun beberapa hari lalu sempat ada hujan tapi kita perlu waspadai kebakaran dan kekurangan air, jadi nanti kedepannya bisa lewat dana desa atau dana Disperkim mungkin bisa dibuatkan sumur,” ucapnya.

“Kalau ada musim kemarau seperi ini masyarakat tidak sulit mendapatkan air bersih karena air itu penting karena dimana mana sudah ada permintaan bahwa kita kekurangan air jadi pak desa jika memungkinkan bisa diusulkan ke Pemda atau bisa lewat dana desa,” pungkasnya.

Pesta adat Kalawati bila diartikan dalam bahasa indonesia berarti penyambutan yang jika dijabarkan dalam pengertian berarti sebagai ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta melalui ritual tutura Oputa Sangia yi Koo yang dilaksanakan dipuncang gunung Siotapina oleh rumpun masyarakat adat Wasuamba Matanaeo dan Wasuamba Sukanaeo

Prosesi ini bagi masyarakat adat Wasuamba Matanaeo dan Wasuamba Sukanaeo merupakan kegiatan yang disakralkan dan wajib dilaksanakan setiap tahun berkaitan dengan wasiat Oputa yi Koo yang diteriman langsung oleh leluhurnya. Dan sejak saat itu rutin dilaksanakan ritual setiap tahun di pusara Oputa yi Koo

Ritual itu dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut yang diawali ritual samburea pada hari pertama, ritual sangka dihari ke dua dan Bullilingina Pau pada hari ke tiga

Dari ke tiga proses ritual tersebut bila dikaji akan memiliki makna filosofi yang sangat mendalam yang hakikatnya tentang hubungan manusia dengan sang pencipta, hubungan manusia dengan sesamanya serta hubungan manusia dengan alam semesta

Dari gambaran singkat tersibut ada beberapa pesan moral yang bisa dipetik yaitu meningkatkan keimanan kepada sang pencipta, mempererat tali persaudaraan dengan sesama baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang ketiga bagaimana manusia mensyukuri nikmat Tuhan berupa alam semesta dan seisinya dengan menjaga dan melestarikannya dengan baik demi kemaslahatan hidup manusia sehingga bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya. (*)