PANDUANRAKYAT, BUTON- Pemerintah Kabupaten Buton merayakan 10 Muharram 1443 Hijriah dengan cara ritual ‘Pakande Ana-ana Maelu’. Kalau di konversi, artinya memberi makan anak yatim piatu.
Ritual ini dahulu kerap dilakasanakan oleh kesultan Buton. Hanya saja, seiring berjalannya waktu, warisan itu kian terkikis.
Di Kabupaten Buton ritual ini baru pertama kali dilaksanakan. Dimasa kepemimpinan Bupati La Bakry. Itu sesuai dengan visi-misi menjadikan Buton sebagai kawasan industri dan budaya terdepan.
Melibatkan perangkat adat kesultanan Buton, ritual kali ini dipusatkan di Aula Rujab Bupati Buton, Pasarwajo, Kamis 19 Agustus 2021.
Bulan Muharram dikenal sebagai salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Sebab Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah. Karenanya banyak negeri-negeri Islam memuliakan bulan ini dengan tradisi dan budayanya masing-masing.
Oleh karenanya itu, Bupati Buton menggelar Tradisi ‘Pakandeana ana-ana maelu’ – memberikan makan anak yatim piatu. Tradisi tersebut merupakan syarat makna kemanusiaan yang hadir sejak 6 abad silam, atau sekitar tahun 1500-an, atau sejak Islam masuk di Buton.
Berjumlah 44 anak yatim piatu yang berasal dari masing-masing desa dan kelurahan di Kabupaten Buton ini mengikuti tradisi yang dimulai dengan membasuh ubun-ubun anak anak yatim, dan memberika makan serta memberi santuanan kepada anak yatim. Tradisi tersebut mengandung makna mendoakan anak yatim piatu diberi umur panjang, rezki yang halal dan keteguhan iman.
Lakina Agama Mesjid Agung Keraton Buton, Drs. HLM Kariu mengatakan tradisi ini sudah hampir punah, harus kita sadari bahwa ini merupakan bentuk prihatinan kita terhadap anak-anak yatim itu sangat penting.
“Karena sesungguhnya anak-anak kita ini masih membutuhkan pendekatan dengan orang tuanya tetapi nauzubillah mereka sudah ditinggalkan. Olehkarena itu, kewajiban kita sebagai umat muslim harus betul betul terbuka hati kita,” katanya.
Lakina Agama menyampaikan atas nama Perangkat Mesjid Agung Keraton Buton meminta kepada Bupati Buton untuk kedepannya lebih dibangkitkan lagi santunan terhadap anak yatim.
Pada kesempatan ini, Bupati Buton sangat bersyukur dan berterimakasih atas kehadiran Perangkat Mesjid Agung Keraton Buton dibulan yang dimulia ini.
Dalam sambutannya Orang pertama di Kabupaten Buton ini mengatakan untuk terus memuliakan dan apa yang kita lakukan hari ini Allah meridhoi kita semua.
“Saya berharap semua di Kepulauan Buton mulai dari Wakatobi, Bombana, Kabaena, Baubau, Buton, Buton Utara, Buton Tengah, Buton Selatan ini merupakan bagian dari upaya kita untuk saling mendoakan sehingga Allah memberika keberkahan langkah kita semua,” katanya.
Tradisi ini lanjut Ketua Bapera Sultra ini memang sudah lama diadakan di Kesultanan Buton dan tahun ini kita memulai dengan rangkaian sederhana tapi kita berharap hikmah dari acara tersebut bisa sampai kepada orang tua yang merasa mampu dan bisa dirasakan langsung anak anak yatim piatu agar diberi umur panjang, rezki yang halal dan keteguhan iman.
Ketua Golkar Buton ini mengatakan Pakande Ana-anak maelu merupakan tradisi yang sangat mulia dan ini kewajiban yang harus kita laksanakan bersama. Sehingga anak-anak yatim tidak merasa terabaikan dan mereka merasa diperhatikan. Ini merupakan tradisi yang harus kita pertahankan. (Adm)