Panduanrakyat
Buton

Manfaatkan Lahan Pekarangan, Kelompok Wanita Tani di Buton Raup Puluhan Juta Rupiah

PANDUANRAKYAT, BUTON- Kelompok Wanita Tani di Desa Sumber Sari, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, menangguk untung puluhan juta rupiah dari hasil panen buah naga. Panen perdana, para petani ini mampu menghasilkan keuntungan Rp 20 juta.

Para petani ketahanan pangan ini sukses memanfaatkan lahan pekarangan yang tidak termanfaatkan.

Para petani yang rata-rata ibu rumah tangga itu bersedia menjadi petani . Pemerintah setempat memberi pendampingan.

Di lahan pekarangan, banyak tanaman yang di budi daya dalam satu hamparan dengan sistem pertanian terpadu. Ada aneka sayur dan buah. Namun, yang paling menonjol, budi daya buah naga.

Kepala Dinas Ketahana Pangan Kabupaten Buton, La Lodi menjelaskan dalam satu pohon buah naga bisa menghasilkan buah hingga 30. Kali ini, sebanyak 100 pohon buah naga siap di panen.

Ia menjelaskan saat ini harga buah naga di pasaran menggiurkan. Di Baubau misalanya, sekilo buah naga di bandrol harga Rp 25 ribu perkilo.

Nah, kalau para pembeli berkunjung langsung di lahan pekarangan Sumber Sari, buah naga hanya di bandrol Rp 15 Perkilo.

“20 juta panen perdana. 1 kg itukan tiga biji. Rp 15 ribu. Kalau ini dia sudah jual di Baubau Rp 25 ribu,” ujar dia kepada wartawan di ruang kerjanya, gedung B, lantai III, Kompleks Perkantoran Pemkab Buton, Takawa, Pasarwajo belum lama ini.

Lanjut, La Lodi menjelaskan, keuntungan membudidayakan buah naga, setelah panan perdana, tanaman buah naga akan berbuah sepanjang tahun. Dan buah naga bila mendapat perawatan yang bagus bisa, usia buah naga dapat bertahan sampai 5 tahun.

“Panen tidak terputus, panen perdana satu tahun sudah bisa. Tergantung, sampai ada yang sampai 5-6 tahun,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan kelompok wanita tani ini seiring berjalannya waktu mulai berkembang dan di minati. Hal ini dapat dilihat, dari keanggotaan, dulu hanya 30 orang, saat ini telah mencapai 40 orang.

“Satu kelompok, dari 30 sekarang sudah menjadi 40. Sudah mulai berkembang,” tandasnya.

Olehnya itu, dikerenakan ada kemajuan pemerintah Kabupaten Buton melalui Dinas Ketahanan Pangan berani memberikan bantuan satu unit cultivator untuk mendukung perkembangan kelompok tani tersebut.

“Makanya kemarin saya, berani belikan alat. Kebetulan dia programnya sudah tahap mandiri. Cultivator untuk menggarap pekarangan dan lahan-lahan sekitarnya. Kan di Sumber Sari itu banyak pekarangan kosong. Itu harus produktif,” jelasnya. (*)