Panduanrakyat
Baubau

LM Hasrul Adan Genjot UMKM Baubau ke Pasar Dunia

LM Hasrul Adan ketua Forum Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) Kota Baubau / Foto: Istimewa Panduanrakyat.com

PANDUANRAKYAT, BAUBAU- LM Hasrul Adan baru saja terpilih menjadi ketua Forum Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) Kota Baubau. Ia terpilih melalui mekanisme demokrasi di Gedung Dekranasda Kota Baubau yang digelar Senin 28 Februari 2022 lalu.

Hasrul yang juga sebagai dosen Akuntansi di Universitas Muhammadiyah Buton itu mengaku akan menjalankan amanah yang diberikan dengan baik.

Nampak, Hasrul menaruh harapan besar agar produk UMKM di Kota Baubau dapat tumbuh dan berkembang hingga menembus pasar nasional maupun mancanegara. Caranya dengan memanfaatkan digital marketing.

Namun, sebelum mencapai itu, ia perlu menguatkan kelembagaan terlebih dahulu, biar bisa menjadi mitra pemerintah.

“Target pertama memang ini penguatan kelembagaannya itu. Pertama mengenalkan dulu bahwa ada forum ke pemerintah. Memang pemerintah kota kan belum tahu juga ada forum UMKM ini, karena memang yang lalu juga itu memang tidak sempat dikukuhkan. Sekarang target kita semoga kita dikukuhkan wali kota. Supaya bisa juga jadi mitra bagi dinas-dinas terkait. Seperti dinas koperasi. Dinas perindag, sama pariwisata,” ujar dia saat bincang-bincang di Kedai Kamaru, di Alun-alun Kotamara, Kota Baubau, Sabtu (5/3/2022) malam.

Lanjut, Hasrul menjelaskan bermitra dengan pemerintah dirasa sangat penting, sebab pemerintah lah yang membawahi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

“Karena mereka membawahi UMKM. Sehingga dalam hal program-program dinas juga itu, selain top down-nya. bottom up ada juga begitu. Sehingga kalau dari bottom up, programnya mereka tidak mubazir tau tepat sasaran lah. Karena biasanyakan, kalau top down itu, asal anggaran turun. Kadang manfaatnya ditiadakan,” jelasnya.

Tidak hanya itu, ia menjelaskan dengan adanya forum Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), informasi terkait pelaku usaha di Kota Baubau akan lebih valid lagi. Selain itu, kegiatan usaha juga diyakini akan lebih lancar. Baik itu dari segi pemasaran maupun kualitas barang. Sebab, forum usaha mikro kecil menengah akan selalu memberikan pendampingan.

“Karena memang kita juga berkoordinasi dengan Baubau kreatif itu ada namanya Indonesia kreatif Community. Itu dia biasanya langsung dari Kementrian Pariwisatan dan Ekonomi Kreatif. Itu juga. Di forum juga itu, teman-teman bisa meningkatkan kualitas produknya. Terus forum juga itu bisa mendampingi pelaku UMKM supaya produk-produknya itu bisa di pasarkan, bukan hanya di daerah, tapi di nasional. Makanya ada teman-teman yang mendampingi bagaimana memasarkan secara online. Itu di dampingi,” jelasnya.

“Kemudian macam izin-izin iuga, macam NIB (Nomor Induk Berusaha-reed) dan PIRT (Produk Industri Rumah Tangga-reed) itu teman-teman forum itu membantu juga. Biasa kemarin. Baru-baru ini ada, kegiatan di Lippo yang di adakan PNM di situ banyak juga yang mengurus perizinan. Jadi memang, adanya forum ini memang, saya kira teman-teman UKM sudah mulai teredukasi lah. Baik itu dari sisi perizinannya, pemasarannya maupun kualitas produknya,” imbuhnya.

Selain itu, ia menjelaskan keunggulan mengikuti forum Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), akan memudahkan pemerintah untuk mendata pelaku UMKM.

“Pemerintah juga tidak lagi capek-capek mencari siapa pelaku ini, pelaku usaha kuliner ini, siapakan? Itu jadi memudahkan sebenarnya. Karena dia perlu mencari di forum, forum lah yang akan memberi tahu, kita hanya, kerajinan siapa saja, terus kuliner itu siapa-siapa, bidangnya apa, fashion juga ada,” jelasnya.

“Sehingga kalau ada, kan pemerintah juga ini kan membutuhkan UMKM itu dalam hal kegiatan-kegiatan, misalnya ada pameran di provinsi bahkan sampai nasional itu kan, biasa harus memamerkan produk-produk UMKM lokalnya,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bila pelaku usaha berjalan sendiri, tanpa terlacak oleh forum UMKM dan pemerintah, diyakini akan sulit untuk berkembang.

“Jadi kalau teman-teman UMKM ini berjalan sendiri-sendiri juga tanpa terlacak juga oleh forum maupun pemerintah berarti susah juga di kenal,” tandasnya.

Nah, olehnya itu, Hasrul berharap para pelaku UMKM, di era kebangkitan semasa corona lebih optimal lagi, supaya produk UMKM bisa dikenal oleh masyarakat. Misalnya, dapat memanfaatkan digital marketing. Memasarkan produk lewat digital platform.

“Dan tentu sekarang itu harus memanfaatkan digital marketing. Bagaimana memasarkan produk-produknya itu di online atau di internet, supaya pasar kita itu bukan hanya di Baubau saja ini, bisa jadi di luar negeri bahkan kalau perlu laur daerah,” jelasnya.

Tidak hanya itu, ia juga berharap pemerintah melakukan terobosan agar ekonomi dapat dihidupkan kembali, cara bisa melalui pameran atau festival UMKM.

“Yang kedua itu, kita mengharapkan juga adanya pameran lah. Katakan lah pameran lah. Semacam festival UMKM dari pemerintah. Karena memang hanya pemerintah lah yang punya budget, punya fasilitas untuk bisa melakukan itu. Sehingga perputaran ekonomi bisa kembali normal lagi,” jelasnya.

“Kita ini mau bekerja sama dengan dinas koperasi, rencana mau mengadakan festival UMKM, paling tidak, produk-produknya UMKM ini bisa dikenal lagi, terus ada lagi pembeli. Sehingga ketika ada kegiatan. Ya pelaku UMKM-nya sudah di tahu dengan adanya festival ini. Karena memang sempat juga, beberapa tahun belakangan ini, sempat ada beberapa yang berhenti. Kerena itu, tidak ada penjualan. Ketika tidak ada penjualan kan, otomatis orang tidak mau berproduksi juga. Ya jadi pemerintah juga harus turun kelapangan juga untuk membantu para UMKM ini,” sambungnya.

Labih jauh, ia menilai kendala para pelaku usaha saat ini adalah ketersediaan pasar. Menurutnya pemerintah harus hadir menjamin pasar untuk menambah semangat pelaku usaha.

“Kendala para pelaku ini sekarang ini tentu memang pasar. Pemasaran. Karena mamang dengan, terutama dengan di 2 tahun belakangan ini, karena teman-teman UMKM-kan terbiasa dengan pemasaran secara tradisional, bagaimana memasarkan ke lapak. Di pinggir jalan, nah sekarang harus mempelajari ilmu baru. Ilmu Digital marketing itu terutama,” ujarnya.

Disisi lain, ia menjelaskan para pelaku usaha di era saat ini harus beradaptasi dengan perkembangan zaman agar dapat menerapkan digital marketing.

“Itu menjadi kendala, karena teman-teman UMKM ini istilahnya malas juga sebenaranya mau mempelajari hal rumit, ribet seperti itu. Kecuali teman-teman UMKM yang genari Z atau milenial itu masih bisa beradaptasi. Tapi kalau yang, apa lagi sudah banyak urusannya kadang mengabaikan pemasaran online itu,” jelasnya.

Selain digital marketing, kendala yang dihadapi para pelaku usaha, terkait permodalan.

“Yang kedua itu bisanya terkendala di akses permodalan. Kendala-kendala permodalan ini memang pemerintah juga harus turun lagi. Terutama dalam hal, bagaimana membuka akses permodalan di perbankan. Karena walaupun juga permodalan sudah juga mengucurkan KUR (kredit usaha rakyat) tapi kadang-kadang teman ini terkendala di agunan, misalnya kan,” ucapnya.

“Terutama, memang ada teman itu, dia membayar juga rutin, hanya dia terlambat beberapa hari itu luar bisa penekanannya dari bank. Itu kan perlu adanya visibilitas dari bank bagaimana memberikan dana ke UMKM. Memang kalau dari pemerintah yang kita harapkan itu kemudahan saja. Minimal melalui bank-bank daerah lah. Tarulah Bank Sultra. Itu bisa juga membuka akses permodalam buat UMKM. Sehingga syarat-syarat yang telalu rumit. Mungkin bisa di ambil alih oleh pemerintah, memberikan jaminan,” tandasnya. (*)