PANDUANRAKYAT, BUTON- Puluhan Kepala Keluarga di Desa Lasembangi, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam banjir akibat hujan yang terjadi pada Selasa (14/6/2022) lalu.
Kepala Desa Lasembangi, Saba Parta menjelaskan hujan lebat yang terus mengguyur mengakibatkan banjir dibeberapa titik lokasi pemukiman warga. Sebanyak 70 kepala keluarga (KK) terdampak banjir. 40 KK diantaranya akan mengungsi ditempat telah di siapkan pemerintah di kantor desa setempat.
“Sekarang ini sudah ada di lokasi pengungsian balai desa sekitar 11 KK dan itu akan menambah lagi yang di dominasi oleh balita dan para lansia,” ujar dia saat di temui Panduanrakyat.com di Kantor Desa Lasembangi, Minggu (19/6/2022).
Lanjut, ia menjelaskan mulanya masyarakat terus bertahan di kediaman masing-masing, namun seiring berjalannya waktu, hujan yang terus mengguyur dan banjir terus menggenangi perkampungan , mengakibatkan kesediaan air bersih dan obat-obat terus menipis. Minggu (19/6/2022) masyarakat terpaksa memutuskan untuk mengungsi.
“Sekarang ini hujan terus turun saya khawatirkan akan banyak warga yang mengungsi dan untuk persedian obat-obatan sekarang sudah di suplai oleh pihak puskesmas Lasalimu dan yang paling sangat mengawatirkan untuk air bersih semuanya keruh, mau sumur warga atau pun air bersih desa,” ujarnya.
Ia juga mengatakan untuk kesidiaan obat-obatan di pustu, pihak Puskesmas Lasalimu sudah mensuplai. Yang menjadi masalah, tinggal kesediaan air bersih.
“Bahwa untuk saat ini sudah mulai krisis air bersih untuk seluruh warga desa Lasembangi dan bukan hanya itu persedian obat-obatan yang ada di Pustu sudah menipis namun sudah di suplai ,” ujarnya.
Sementara itu, warga setempat yang juga Ketua Kelompok Tani Wamboho, Acep mengharapkan pemerintah harus menaruh perhatian serius kepada warga Desa Lasembangi, sebab musibah yang menimpah terus terjadi bila hujan tiba. Harus ada solusi, pasalnya setiap tahun warga harus berjiba dengan banjir. Selain mengancam keselamatan jiwa, banjir juga menghancurkan petanian warga.
Bukan hanya itu, setiap hujan tiba, banjir juga mencemari sumber mata air bersih warga.
“Tanaman padi kami di sawah, kami juga warga, jika banjir begini mengalami kesulitan air bersih, “ ujar dia di kediamnnya.
Di tempat yang berbeda, Warga Dusun Ponda desa setempat, Maikel menilai pemerintah tidak seirus menangani dampak banjir di Lasembangi. Bantuan yang diberikan terkesan Cuma menggugurkan kewajiban.
Pasalnya, akibat banjir ini, semua sumber mata air tercemari banjir, mirisnya pemerintah hanya menyediakan dua tandon air untuk melayani kebutuhan warga satu desa.
“Tangki air hanya dua tower air yang kami di berikan sejak dari mulai banjir,” kesal dia sambil menunjuk tandon air yang di sediakan Pemkab Buton
Peliput: Toni Armin Syah.