Panduanrakyat
Buton

Kisruh LKPJ, Kadispora Buton Tunggu Panggilan DPRD, Bang Udin: Tidak Usah Ada Intrik-intrik, Daerah Ini Kecil

PANDUANRAKYAT, BUTON- Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buton, La Ode Abdul Zainuddin Napa mengatakan dirinya sangat menantikan pemanggilan dari DPRD terkait tudingannya ada unsur kesengajaan perlambatan pembahasan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Buton tahun anggaran 2021.

Pemanggilan DPRD akan membuatnya bisa menjelaskan mengenai apa yang menjadi topik persoalan.

Hanya saja, ia menginginkan nantinya proses pemanggilannya harus sesuai prosedur. Sebab inti dari persoalan mengenai pembahasan LKPJ bukan membahas Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD).

“Itu, benar, secara prosedur memanggil kita, kita menunggu kapan pun di panggil, karena itu materinya proporsional, karena yang kita persoalkan itu LKPJ, kita membahas Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) padahal LKPJ belum selesai. Dan ini waktu kita sangat sempit,” jelas bang Udin sapaan akrab La Ode Abdul Zainuddin Napa saat ditemui Panduanrakyat.com di kediamannya, Pasarwajo, Jumat (8/7/2022).

Menurutnya, pembahasan LKPJ sangat penting, untuk itu harus segera dituntaskan dalam waktu dekat. Mengingat ditahun 2022 ini ada dua momentum besar yang di hadapi daerah. Pertama berakhirnya masa jabatan La Bakry sebagai bupati dan kabupaten Buton dipercaya menjadi tuan rumah bersama Kota Baubau.

Olehnya itu, diharapkan para elit politik daerah bersama-sama mensukseskan dua momentum itu.

“Mestinya sebelum berakhir masa jabatan Bupati, semua apa yang bisa kita lakukan terhadap proses pengambilan keputusan di kabupaten, pemerintah daerah, kita seharusnya sudah selesaikan, sehingga kenapa, ketika Pj masuk, tidak ada lagi beban baru. Sudah selesai. Apa kah susahnya anggaran APBD perubahan itu kita selesaikan lebih awal. Kan dalam undang-undang dia mengatakan batas maksimum pada tanggal 31 september bulan sembilan. Kenapa kita tidak ambil batas minimal, kecuali itu ada kendala besar di daerah ini baru ada keterlambatan, ini kan tidak. Ini daerah ini masih berjalan normal itu yang pertama,” jelasnya.

“Yang kedua, kita kepercayaan pemerintah provinsi kepada kita sebagai tuan rumah. Dan ini kalau kita menunggu lagi tahun depan dan tahun kapan, kan lama, semestinya kepercayaan ini kita sambut dengan baik, semua elit politik di daerah ini kita rame-rame kita koroyok. Dispora ini kan hanya pelaksana teknisnya, tapi semua keputusan ada di pemerintah daerah dan DPR,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan apa yang menjadi momen besar semuanya berkosekuensi dengan anggaran.

“Karena dalam diktum keputusan gubernur, bahwa segala pembiayaan itu akan di bebankan kepada ABPD Provinsi dan kabupaten/kota, sekarang dalam penyelengaraan porprov, kita belum perjelas ini unsur-unsurnya, belum, karena ini dia terhambat LKPJ ini,” jelasnya.

“Saya minta tolong LKPJ di percepat, tidak usah kita melihat sesuatu, karena ini harga diri daerah kita,” jelasnya.

Ia menjelaskan sesuatu yang dia maksud dikutip dari falsafah luar negeri yang bahkan pernah dilontarkan oleh beberapa pemimpin di negeri ini.

“Yang di maksud dengan sesuatu, karena saya menerima jabatan, kan saya pemimpin, saya tidak menyinggung siapa-siapa saja yang merasa pemimpin, kita jangan mengarapkan sesuatu, tapi kita harus memberikan sesuatu kepada negeri yang kita pimpin, itu salah satu falsafanya di Amerika, dan itu juga pernah di kepada pemimpin di negara ini,” tandasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan salah satu momentum besar menurtnya, soal berakhirnya masa Jabatan La Bakry. Bupati yang merupakan putra daerah harus di dukung dan menyelesaikan kepemimpinannya dengan normal.

“Pak La Bakry bupati, dia adalah putra daerah, selama kepemimpinan lima tahun itu, kita selesaikan dengan normal, tidak usah ada intrik-intrik, daerah ini kecil, orang kentut disana, kedengaran disana, itu ketahuan. Jangan jadikan daerah taruhannya. Kita menjadi kabupaten tersendiri 63 tahun, Pasarwajo sudah 19 tahun bagaimana pertumbuhan kita disini, dimana kesalahan kita disini, sumber daya alam kita cukup, tapi anggaran kita, kita harus sadari. Pengalaman saya 13 tahun jadi kepala dinas, saya sudah pelajari semua. Risih saya,” geram dia.

Peliput: Toni Armin Syah